Sunat: Untuk Apa, Untuk Apa, dan Risiko

Sunat adalah tindakan pembedahan untuk menghilangkan kulup pada pria, yaitu kulit yang menutupi kepala penis. Meski dimulai sebagai ritual di beberapa agama, teknik ini semakin banyak digunakan karena alasan kebersihan dan bahkan bisa digunakan untuk mengatasi masalah penis, seperti phimosis misalnya.

Biasanya, pembedahan dilakukan di hari-hari pertama kehidupan, saat ini adalah keinginan orang tua, tetapi bisa juga dilakukan nanti, jika berfungsi untuk mengobati kasus phimosis yang tidak membaik dengan pengobatan lain atau pada orang dewasa yang ingin mencabut kulup. . Namun, semakin lama pembedahan dilakukan, semakin rumit prosedurnya dan semakin besar risiko komplikasi.

Sunat: Untuk Apa, Untuk Apa, dan Risiko

Untuk apa ini

Dari sudut pandang medis, manfaat sunat belum didefinisikan dengan baik, namun beberapa tujuan sunat tampaknya adalah:

  • Menurunkan risiko infeksi pada penis;
  • Menurunkan risiko infeksi saluran kemih;
  • Memfasilitasi kebersihan penis;
  • Mengurangi risiko tertular dan tertular PMS;
  • Mencegah munculnya phimosis;
  • Menurunkan risiko kanker penis.

Selain itu, terdapat pula beberapa kasus dimana sunat dilakukan hanya karena alasan agama, seperti pada penduduk Yahudi misalnya yang harus dihormati.

Bagaimana operasi dilakukan

Sunat biasanya dilakukan di rumah sakit dengan anestesi lokal oleh dokter anak, ahli urologi atau ahli bedah yang terlatih dalam prosedur ini. Dalam kasus di mana pembedahan dilakukan karena alasan agama, prosedur ini juga dapat dilakukan oleh profesional lain yang terlatih dalam bidang sunat, tetapi yang ideal adalah selalu melakukan pembedahan di rumah sakit.

Pengangkatan kulup relatif cepat, memakan waktu antara 15 dan 30 menit, tergantung pada karakteristik penis dan pengalaman dokter.

Bagaimana pemulihannya

Meskipun pembedahannya sangat cepat, pemulihannya sedikit lebih lambat, dan bisa memakan waktu hingga 10 hari. Selama periode ini, biasanya beberapa ketidaknyamanan muncul di area penis, dan oleh karena itu, pada anak-anak, mungkin terlihat peningkatan iritabilitas.

Pada hari-hari pertama biasanya penis menjadi sedikit bengkak dan dengan bintik-bintik ungu, tetapi penampilan membaik seiring waktu.

Untuk menghindari komplikasi, terutama infeksi, kebersihan penis secara teratur harus dijaga dengan mencuci daerah tersebut setidaknya sekali sehari dengan air hangat dan sabun. Kemudian harus ditutup dengan pembalut yang bersih, terutama pada bayi yang masih memakai popok agar terlindung dari kotoran.

Pada orang dewasa, selain membersihkan penis, tindakan pencegahan utama termasuk menghindari aktivitas fisik yang intens dalam 2 hingga 4 minggu pertama dan menghindari kontak seksual setidaknya selama 6 minggu.

Apa sunat wanita

Dari sudut pandang medis, tidak ada sunat pada wanita, karena istilah ini digunakan untuk merujuk pada pengangkatan kulup dari penis. Namun dalam beberapa budaya ada gadis yang disunat untuk menghilangkan klitoris atau kulit yang menutupinya.

Prosedur ini juga disebut mutilasi perempuan, karena merupakan perubahan yang disebabkan oleh alat kelamin perempuan yang tidak membawa manfaat bagi kesehatan bahkan dapat menyebabkan komplikasi yang serius seperti:

  • Pendarahan hebat;
  • Sakit yang hebat;
  • Masalah kemih;
  • Meningkatnya kemungkinan infeksi vagina;
  • Nyeri saat berhubungan.

Karena alasan ini, prosedur ini tidak sering dilakukan, karena lebih banyak dilakukan pada beberapa suku dan penduduk asli negara di Afrika dan Asia.

Menurut WHO, mutilasi perempuan harus dihapuskan karena tidak membawa manfaat nyata bagi kesehatan perempuan dan dapat menyebabkan berbagai perubahan baik fisik maupun psikis.

Kemungkinan resiko sunat

Sama seperti operasi lainnya, sunat juga memiliki beberapa risiko, seperti:

  • Berdarah;
  • Infeksi situs potong;
  • Nyeri dan ketidaknyamanan;
  • Tertunda dalam penyembuhan.

Selain itu, beberapa pria mungkin mengalami penurunan sensitivitas pada penis, karena beberapa ujung saraf ikut diangkat bersamaan dengan kulup. Namun, perubahan ini tidak disebutkan oleh semua pria yang melakukan prosedur tersebut.

Untuk menghindari komplikasi yang serius, disarankan untuk pergi ke dokter jika setelah operasi muncul gejala seperti nyeri hebat, pendarahan dari tempat operasi, kesulitan buang air kecil, demam atau pembengkakan penis yang berlebihan muncul.