Risiko kehamilan remaja

Kehamilan remaja merupakan risiko bagi ibu dan bayinya, karena remaja tersebut belum sepenuhnya siap secara fisik dan psikologis untuk kehamilan. Dengan demikian, semua kehamilan pada anak perempuan antara usia 10 dan 18 tahun dianggap berisiko, karena ada kemungkinan lebih besar bahwa bayi akan lahir dengan berat badan rendah, prematur, atau wanita tersebut akan mengalami aborsi spontan.

Keluarga, sekolah, dan dokter kandungan harus membimbing gadis tersebut segera setelah dia mulai memiliki kehidupan seks yang aktif, karena dengan cara ini dapat menghindari kehamilan yang tidak diinginkan dan penyakit menular seksual.

Risiko kehamilan remaja

Risiko kehamilan remaja

Kehamilan remaja selalu dianggap sebagai kehamilan berisiko, karena remaja tidak selalu siap secara fisik untuk kehamilan, yang dapat mewakili risiko baik bagi bayi perempuan maupun perempuan. Risiko utama kehamilan remaja adalah:

  • Pre-eklamsia dan eklamsia;
  • Lahir prematur;
  • Bayi kurus atau malnutrisi;
  • Komplikasi saat melahirkan, yang bisa mengarah pada operasi caesar;
  • Infeksi saluran kemih atau vagina;
  • Aborsi spontan;
  • Perubahan perkembangan bayi;
  • Malformasi janin;
  • Anemia.

Selain itu, kehamilan remaja meningkatkan risiko kematian ibu hamil, selain itu juga risiko depresi pasca melahirkan dan penolakan bayi.

Selain usia, berat badan remaja juga bisa berisiko, karena remaja dengan berat badan kurang dari 45 kilogram lebih cenderung melahirkan bayi kecil untuk usia kehamilan.

Obesitas juga berisiko, karena meningkatkan risiko diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Jika tinggi badan remaja kurang dari 1,60 cm, kemungkinan besar memiliki pinggul kecil, yang meningkatkan kemungkinan persalinan prematur dan melahirkan bayi sangat kecil karena retardasi pertumbuhan intrauterin. Cari tahu apa konsekuensi dari kehamilan remaja.

Bagaimana menghindari kehamilan remaja

Untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, penting agar remaja menggunakan kondom dalam semua kontak intim, tidak hanya mencegah kehamilan tetapi juga penularan penyakit menular seksual.

Dalam kasus anak perempuan, penting untuk pergi ke dokter kandungan ketika kehidupan seksual mulai aktif, karena dengan demikian dokter akan dapat menentukan metode kontrasepsi mana yang terbaik, selain kondom, yang akan digunakan. Ketahui metode kontrasepsi utama.